Memilih Setia: Studi Terhadap Keluarga Tanpa Anak di Desa Menggala, Pemenang, Lombok Utara

  • Suci Ramadhani Putri Akademi Bisnis Lombok
  • Deva Yulinda Universitas Islam Negeri Mataram
  • Weis Arqurnain Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Keywords: Keluarga, Tanpa Anak, Setia, Stereotip

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi pasangan suami istri tanpa anak di Desa Menggala, Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat; tetap setia, respon masyarakat di Desa Menggala terhadap pasangan tersebut, dan menganalisisnya menggunakan teori Tindakan Sosial oleh Max Weber dan teori Stigma oleh Erving Goffman. Dalam kehidupan bermasyarakat, sudah sepatutnya untuk hidup dengan saling menghargai. Terhadap pasangan suami istri yang memilih setia (tidak bercerai atau berpoligami) pada pasangannya, meskipun belum dikaruniai anak, maka patut diapresiasi motivasi yang dimiliki. Sebaliknya, tidak seharusnya kita justru memberikan stigma negatif. Motivasi pasangan suami istri tanpa anak untuk tetap setia di Desa Menggala didukung oleh empat faktor, yaitu; agama, pendidikan, keluarga, dan psikologi. Respon masyarakat terhadap pasangan tersebut, ada yang bersikap biasa saja dan ada juga yang memberikan stigma negatif. Menggunakan Teori Tindakan Sosial oleh Max Weber, maka yang dilakukan pasangan suami istri di Desa Menggala termasuk ke dalam tiga kategori tindakan sosial, yaitu; rasionalitas yang berorientasi nilai (werk rational), tindakan afektif/tindakan yang dipengaruhi emosi (affectual action), dan tindakan tradisional/tindakan karena kebiasaan (traditional action). Dan menggunakan Teori Stigma oleh Erving Goffman, maka respon masyarakat terhadap pasangan tersebut masuk ke dalam stigma jenis abominations of the body atau stigma terhadap fisik.

References

Kompilasi Hukum Islam.

PP Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1975 tentang Perkawinan.

Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat Ed. 1, Jakarta: Kencana, 2006.

Amalia Adhandayani, dkk., “Kepuasan Pernikahan Tanpa Anak: Sebuah Studi Fenomenologi”, Jurnal Psikogenesis, 10: 1, Jni 2022.

Desi Asmaret, “Dampak Child Free terhadap Ketahanan Keluarga di Indonesia”, ADHKI: Journal of Islamic Family Law, 5: 1, Jni 2023.

Doyle Paul, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994.

Erving Goffman, Stigma: Notes on the Management of Spoiled Identity, t.tt: Simon and Schuster, 2009.

Fikry Fadhlillah dkk, “Ketahanan Keluarga Dalam Meminimalisir Perceraian Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kecamatan Cengkareng”, Jurnal Mizan, Vol. 5:2, 2021.

Godwin Olugbami, “The Masculine Perspective of the Stigmatization of Childlessness in Marriage in Yorùbáland: An Ile-Ife Phenomenological Study”, Disertasi: Liberty University, 2024.

Gouni O, dkk. “Childlessness: Concept Analysis”, International Journal of Environmental Research and Public Health, 3: 19, 2022.

Husmiaty Hasayim, “Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Sosiologi”, dalam Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Pustaka Cendikiawan, 2018

M. Siahan Hotman, Sejarah dan Teori Sosiologi, Jakarta: Erlangga, 9989.

Max Weber, The Theory of Social and Economic Organisation, translated by A.M. Handerson dan Talcott Parsons, Newyork: Free Press, 1964.

Senim Sumeya dan Sidar Gul, “Involuntary Chıldlessness: Female Infertılıty And Stıgma”, 2024.

Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqih Munakahat 1, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999.

Tiara Hanandita, “Konstruksi Masyarakat tentang Hidup tanpa Anak Setelah Menikah”, Jurnal Analisa Sosiologi, 11: 1, 2022.

Zulfikri, Isniyatin Faizah, “Sadd al-Dzari’ah sebagai Media dalam Penyelesaian Perkara Kontemporer”, The Indonesian Journal of Islamic Law and Civil Law 4, No. 2 (2023).

Published
2025-04-30
Section
Articles